PISTON
Piston
berfungsi untuk membentuk ruang bakar, dan mentransfer
tekanan hasil pembakaran ke pena piston, batang piston (connecting rod)
dan poros engkol. Gerak piston bolak balik dirubah menjadi gerak
putar pada poros engkol melalui batang piston. Pada motor 2 tak piston juga
berfungsi sebagai katup yang membuka dan menutup saluran bilas dan saluran
buang.
Bagian-bagian
piston
1. Kepala piston
Kepala
piston merupakan bagian yang paling mendapat beban temperature dan tekanan
tinggi, sehingga kepala piston harus kuat dan tahan panas. Bentuk kepala piston
ada bermacam-macam diantaranya bentuk datar, cembung maupun cekung. Bentuk
kepala piston tergantung disain ruang bakar.
Pada
kepala piston terdapat tanda pemasangan maupun ukuran oversize silinder.
Tanda pemasangan dapat berupa tanda panah, coakan, maupun hurup F atau IN
sedangkan ukuran oversize berupa angka 25, 50, 75 maupun 100.
Alur
ring piston merupakan tempat ring piston bekerja. Alur ring piston antara motor
4 tak berbeda dengan motor 2 tak.
a.
Motor 4 tak terdapat 2 jenis alur
yaitu alur ring kompresi dan alur ring oli. Jumlah alur ring kompresi biasanya
ada 2 alur, sedangkan ring oli 1 alur. Pada alur ring oli terdapat lubang
pengembali oli.
b. Motor 2 tak hanya mempunyai satu jenis alur, yaitu
alur ring kompresi. Pada alur terdapat pin kecil (nok) yang berfungsi sebagai
tempat sambungan ring, dan mencegah ring berputar saat bekerja. Bila sambungan
ring piston berputar dan sambungan berada di saluran bilas maupun saluran buang
maka kemungkinan besar ring piston akan patah saat melintasi lubang. Patahnya
ring akan menimbulkan goresan yang dalam pada dinding silinder, sehingga blok
harus di oversize ukuran besar yaitu 100, atau diganti silinder liner
baru.
3. Dinding piston (piston skirt)
Dinding
piston merupakan bagian yang menderita beban gesek, sehingga bila
pelumasan piston kurang baik bagian ini menjadi cepat aus dan tergores.
Tergoresnya piston dan dinding silinder akan meyebabkan kompresi
bocor. Guna mengatasi hal tersebut pada beberapa produsen motor melapisi
dinding piston dengan teflon.
4. Lubang pena piston
Lubang
pena piston merupakan tempat menyambung piston dengan batang piston. Terdapat 3
tipe hubungan antara piston dengan batang piston, yaitu:
- Fixed type : pena dan piston diikat mati menggunakan suaian sesak atau baut pengikat. Bagian pena dengan batang piston bergerak bebas.
- Semi floating type: pena dan piston bergerak bebas, sedangkan pena piston dengan batang piston diikat mati menggunakan baut maupun suaian sesak.
- Full floating type: hubungan piston, pena piston dan batang piston bebas, untuk menjamin pena tidak keluar digunakan klip pengunci yang dipasang pada lubang pena piston.
Piston
menderita beban tekan dan temperatur pembakaran yang tinggi dan piston bergerak
bolak-balik selama proses kerja motor, oleh karena itu bahan piston
harus:
- Tahan tekanan tinggi
- Tahan temperature tinggi
- Koefisien pemuaian kecil
- Ringan
Besi
tuang mempunyai keungulan a-c , namun bobot piston menjadi berat, untuk itu
piston banyak terbuat dari paduan almunium. Kelemahan paduan almunium adalah
koefisien pemuaian besar, untuk mengatasi kelemahan tersebut maka:
a. Mengikat ring baja pada ujung piston (jenis autothermic
piston).
b. Pada diding piston diberikan potongan berbentuk “U” atau
“T” untuk melokalisir pemuaian (jenis Split piston)
c. Diameter piston pada bagian yang
sejajar dengan pena piston lebih kecil dibandingkan dengan bagian tegak lurus
dengan lubang pena piston, hal ini karena dinding piston yang sejajar dengan
pena lebih tebal dibandingkan dinding yang tegak lurus (bentuk piston oval).
d. Diameter piston bagian atas lebih kecil dibandingkan
bagian bawah, karena pada bagian atas temperatur lebih tinggi, sehingga
pemuaian lebih besar (bentuk piston tirus).
e. Bagian bawah lubang pena piston dipotong guna mengurangi
bobot piston.
PEMERIKSAAN
PISTON
Sebelum melakukan pemeriksaan
kondisi piston, maka piston harus bersih dari kotoran dan karbon yang menempel.
Pemeriksaan
piston meliputi pemeriksaan visual dan pengukuran. Pemeriksaan visual antara
lain:
1.
Jenis piston, tanda pemasangan,
tanda oversize
2.
Goresan pada dinding piston dan
dinding silinder
Kerusakan piston antara lain :
a. Kotoran karbon pada dinding piston maupun alur piston
b. Dinding piston tergores
c. Celah antara silinder dengan piston berlebihan karena
kesalahan saat kolter silinder dan aus
Penyebab kerusakan:
|
J. RING PISTON
Ring piston ada dua jenis, yaitu:
- Ring kompresi berfungsi untuk mencegah kebocoran kompresi dan tekanan akhir pembakaran, menyalurkan panas dari piston ke dinding silinder.
- Ring oli berfungsi untuk mengoleskan oli ke dinding silinder saat piston bergerak dari TMB menuju TMA dan mengkikis oli di dinding silinder saat piston dari TMA ke TMB.
Motor 2 tak hanya memiliki 1 jenis
ring piston yaitu ring kompresi. Jumlah ring kompresi ada 2 buah, yaitu:
- Ring atas (top ring) berfungsi untuk mencegah kebocoran kompresi dan tekanan akhir pembakaran, menyalurkan panas dari piston ke dinding silinder.
- Ring kedua (second ring) berfungsi menahan kebocoran yang berhasil menerobos ring atas dan mengoleskan oli untuk membentuk oil film pada dinding silinder serta mengkikis oli saat piston bergerak ke TMB.
Pemasangan ring kompresi tidak boleh terbalik atau
tertukar. Agar pemasangan tidak terbalik maka pada bagian atas ring
terdapat tulisan oversize ring yaitu STD atau 25, 50, 75, 100, sedangkan untuk
mencegah ring tidak tertukar maka ring atas biasanya model plain ring sedangkan
ring kedua model keystone ring. Pada
beberapa model model sepeda motor ring kedua dilingkapi rangka pendorong
(expander ring). Expander ring berfungsi untuk menambah tegangan
ring kompresi dan mengurangi suara ring (ring noise). Ujung ring piston
tidak boleh berputar sehingga pada ujung ring ditahan oleh nok. Terdapat dua
model nok penahan yaitu:
1.
Upper side knock type : lokasi pin sebagai nok penahan berada disisi bagian
atas alur ring piston (piston groove).
2.
Inner side knock type: lokasi pin sebagai nok penahan berada disisi bagian dalam
alur ring piston (piston groove).
Motor
4 tak memiliki 2 ring kompresi dan 1 ring oli. Konstruksi ring kompresi sedikit
berbeda dengan ring kompresi motor 2 tak, perbedaan terletak pada ujung
ring pada motor 4 tak tidak ada lokasi untuk nok. Konstruksi ring oli ada 2
macam, yaitu:
K. PEMERIKSAAN RING PISTON
1. Secara visual
Periksa bagian ring yang bergesekan
dengan dinding silinder dari keausan atau goresan. Periksa bagian yang
bergesekan dengan alur ring, dengan cara dirabah dengan jari, bila aus maka
terasa ada bagian yang menonjol
2.
Pemeriksaan dengan alat ukur yaitu feller gauge, yaitu:
a. Pemeriksaan celah samping yang mengukur celah antara ring
dengan alur ring menggunakan feller gauge. Spesifikasi celah top ring
0,03 -0,07, second ring 0,02-0,06 dengan limit 0,12 mm.
b. Pemeriksaan celah ujung dengan cara masukan ring piston
ke dalam silinder. Dorong ring piston menggunakan piston pada jarak 40 mm dari
bawah. Ukur celah menggunakan feller gauge. Spesifikasi celah 0,1 -0,25
dengan limit 0,4 mm.
Celah
samping yang berlebihan akan menyebabkan suara ring piston berlebihan (ring
noise), dan kebocoran. Celah ujung yang berlebihan sebagai indikasi keausan
ring yang bergesekan dengan dinding silinder berlebihan, gaya pegas lemah
kompresi bocor.
BATANG PISTON (CONNECTING ROD)
Batang
piston berfungsi untuk menghubungkan piston dengan poros engkol, meneruskan
tenaga dari tekanan pembakaran yang mendorong piston untuk memutar poros
engkol, mengubah gerak bolak-balik piston menjadi gerak putar poros engkol.
Batang piston terbuat dari besi tuang dengan profil “I”. Bagian yang berhubungan dengan piston disebut small end
dan bagian yang berhubungan dengan poros engkol disebut big end.
Terdapat dua tipe batang piston yaitu:
- Intergret type : big end menyatu dengan poros engkol, untuk melepas batang piston dengan cara melepas pena engkol (crank pin). Pemasangan pena engkol menggunakan suaian sesak, untuk melepas pena engkol dengan hydrolic press. Jenis batang piston ini banyak digunakan untuk motor satu silinder.
- Separated type: big end dapat dipisahkan dengan poros engkol, untuk melepas batang piston dengan cara melepas baut pengikat big end. Poros engkol menjadi satu kesatuan sehingga pena engkol tidak dapat dilepas. Jenis batang piston ini banyak digunakan untuk motor silinder dua atau lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar