Jumat, 12 Oktober 2012

Piston

PISTON
Piston berfungsi untuk membentuk ruang bakar,  dan  mentransfer  tekanan hasil pembakaran ke pena piston, batang piston (connecting rod) dan poros engkol.   Gerak piston bolak balik dirubah menjadi gerak putar pada poros engkol melalui batang piston. Pada motor 2 tak piston juga berfungsi sebagai katup yang membuka dan menutup saluran bilas dan saluran buang.
Bagian-bagian piston
1. Kepala piston
Kepala piston merupakan bagian yang paling mendapat beban temperature dan tekanan tinggi, sehingga kepala piston harus kuat dan tahan panas. Bentuk kepala piston ada bermacam-macam diantaranya bentuk datar, cembung maupun cekung. Bentuk kepala piston tergantung disain ruang bakar.
Pada kepala piston terdapat tanda pemasangan maupun ukuran oversize silinder. Tanda pemasangan dapat berupa tanda panah, coakan, maupun hurup F atau IN sedangkan ukuran oversize berupa angka 25, 50, 75 maupun 100.
Alur ring piston merupakan tempat ring piston bekerja. Alur ring piston antara motor 4 tak berbeda dengan motor 2 tak.
a.       Motor 4 tak terdapat 2 jenis alur yaitu alur ring kompresi dan alur ring oli. Jumlah alur ring kompresi biasanya ada 2 alur, sedangkan ring oli 1 alur. Pada alur ring oli terdapat lubang pengembali oli.
b.      Motor 2 tak  hanya mempunyai satu jenis alur, yaitu alur ring kompresi. Pada alur terdapat pin kecil (nok) yang berfungsi sebagai tempat sambungan ring, dan mencegah ring berputar saat bekerja. Bila sambungan ring piston berputar dan sambungan berada di saluran bilas maupun saluran buang maka kemungkinan besar ring piston akan patah saat melintasi lubang. Patahnya ring akan menimbulkan goresan yang dalam pada dinding silinder, sehingga blok harus di oversize ukuran besar yaitu 100, atau diganti silinder liner baru.
3. Dinding piston (piston skirt)
Dinding piston merupakan bagian yang menderita beban  gesek, sehingga bila pelumasan piston kurang baik bagian ini menjadi cepat aus dan tergores. Tergoresnya  piston  dan dinding silinder akan meyebabkan kompresi bocor. Guna mengatasi hal tersebut pada beberapa produsen motor melapisi dinding piston dengan teflon.
4. Lubang pena piston
Lubang pena piston merupakan tempat menyambung piston dengan batang piston. Terdapat 3 tipe hubungan  antara piston dengan batang piston, yaitu:
  1. Fixed type : pena dan piston diikat mati menggunakan suaian sesak atau baut pengikat. Bagian pena dengan batang piston bergerak bebas.
  2. Semi floating type: pena dan piston bergerak bebas, sedangkan pena piston dengan  batang piston diikat mati menggunakan baut maupun suaian sesak.
  3. Full floating type: hubungan piston, pena piston dan batang piston bebas, untuk menjamin pena tidak keluar digunakan klip pengunci yang dipasang pada lubang pena piston.
Piston menderita beban tekan dan temperatur pembakaran yang tinggi dan piston bergerak bolak-balik  selama proses kerja motor, oleh karena itu bahan piston harus:
  1. Tahan tekanan tinggi
  2. Tahan temperature tinggi
  3. Koefisien pemuaian kecil
  4. Ringan
Besi tuang mempunyai keungulan a-c , namun bobot piston menjadi berat, untuk itu piston banyak terbuat dari paduan almunium. Kelemahan paduan almunium adalah koefisien pemuaian besar, untuk mengatasi kelemahan tersebut maka:
a.       Mengikat ring baja pada ujung piston (jenis autothermic piston).
b.      Pada diding piston diberikan potongan berbentuk “U” atau “T” untuk melokalisir pemuaian (jenis Split piston)
c.       Diameter piston pada bagian yang sejajar dengan pena piston lebih kecil dibandingkan dengan bagian tegak lurus dengan lubang pena piston, hal ini karena dinding piston yang sejajar dengan pena lebih tebal dibandingkan dinding yang tegak lurus (bentuk piston oval).
d.      Diameter piston bagian atas lebih kecil dibandingkan bagian bawah, karena pada bagian atas temperatur lebih tinggi, sehingga pemuaian lebih besar (bentuk piston tirus).
e.       Bagian bawah lubang pena piston dipotong guna mengurangi bobot piston.
PEMERIKSAAN PISTON
Sebelum melakukan pemeriksaan kondisi piston, maka piston harus bersih dari kotoran dan karbon yang menempel.
Pemeriksaan piston meliputi pemeriksaan visual dan pengukuran. Pemeriksaan visual antara lain:
1.       Jenis piston, tanda pemasangan, tanda oversize
2.       Goresan pada dinding piston dan dinding silinder
Kerusakan piston antara lain :
a.       Kotoran karbon pada dinding piston maupun alur piston
b.      Dinding piston tergores
c.       Celah antara silinder dengan piston berlebihan karena kesalahan saat kolter silinder dan aus

Penyebab kerusakan:
  1. Usia pemakaian
  2. Sistem pelumas kurang sempurna (pompa oli rusak, jumlah oli kurang, kualitas oli rendah, penggantian oli tidak tertib)
  3. Debu masuk ke silinder akibat filter dilepas
  4. Cara pengendaraan kurang baik
  5. Overheating
J. RING PISTON
Ring piston ada dua jenis, yaitu:
  1. Ring kompresi berfungsi untuk mencegah kebocoran kompresi dan tekanan akhir pembakaran, menyalurkan panas dari piston ke dinding silinder.
  2. Ring oli berfungsi untuk mengoleskan oli ke dinding silinder saat piston bergerak dari TMB menuju TMA dan mengkikis oli di dinding silinder saat piston dari TMA ke TMB.

Motor 2 tak hanya memiliki 1 jenis ring piston yaitu ring kompresi. Jumlah ring kompresi ada 2 buah, yaitu: 
  1. Ring atas (top ring) berfungsi untuk  mencegah kebocoran kompresi dan tekanan akhir pembakaran, menyalurkan panas dari piston ke dinding silinder.
  2. Ring kedua (second ring) berfungsi menahan kebocoran yang berhasil menerobos ring atas dan mengoleskan oli untuk membentuk oil film pada dinding silinder serta mengkikis oli saat piston bergerak ke TMB.

Pemasangan ring kompresi tidak boleh terbalik atau tertukar. Agar pemasangan tidak terbalik maka  pada bagian atas ring terdapat tulisan oversize ring yaitu STD atau 25, 50, 75, 100, sedangkan untuk mencegah ring tidak tertukar maka ring atas biasanya model plain ring sedangkan ring kedua model keystone ring. Pada beberapa model model sepeda motor  ring kedua dilingkapi rangka pendorong (expander ring). Expander ring berfungsi untuk menambah tegangan ring kompresi dan mengurangi suara ring (ring noise). Ujung ring piston tidak boleh berputar sehingga pada ujung ring ditahan oleh nok. Terdapat dua model nok penahan yaitu:
1.       Upper side knock type :  lokasi pin sebagai nok penahan berada disisi bagian atas alur ring piston (piston groove).
2.       Inner side knock type: lokasi pin sebagai nok penahan berada disisi bagian dalam alur ring piston (piston groove).
Motor 4 tak memiliki 2 ring kompresi dan 1 ring oli. Konstruksi ring kompresi sedikit berbeda  dengan ring kompresi motor 2 tak, perbedaan terletak pada ujung ring pada motor 4 tak tidak ada lokasi untuk nok. Konstruksi ring oli ada 2 macam, yaitu:
K. PEMERIKSAAN RING PISTON
1. Secara visual
Periksa bagian ring yang bergesekan dengan dinding silinder dari keausan atau goresan. Periksa bagian yang bergesekan dengan alur ring, dengan cara dirabah dengan jari, bila aus maka terasa ada bagian yang menonjol
2. Pemeriksaan dengan alat ukur yaitu feller gauge, yaitu:
a. Pemeriksaan celah samping yang mengukur celah antara ring dengan alur ring menggunakan feller gauge. Spesifikasi celah top ring 0,03 -0,07, second ring 0,02-0,06  dengan limit 0,12 mm.

b. Pemeriksaan celah ujung dengan cara masukan ring piston ke dalam silinder. Dorong ring piston menggunakan piston pada jarak 40 mm dari bawah. Ukur celah menggunakan feller gauge. Spesifikasi celah 0,1 -0,25 dengan limit 0,4 mm.
Celah samping yang berlebihan akan menyebabkan suara ring piston berlebihan (ring noise), dan kebocoran. Celah ujung yang berlebihan sebagai indikasi keausan ring yang bergesekan dengan dinding silinder berlebihan, gaya pegas lemah kompresi bocor.
BATANG PISTON (CONNECTING ROD)
Batang piston berfungsi untuk menghubungkan piston dengan poros engkol, meneruskan tenaga dari tekanan pembakaran yang mendorong piston untuk memutar poros engkol, mengubah gerak bolak-balik piston menjadi gerak putar poros engkol.

Batang piston terbuat dari besi tuang dengan profil “I”. Bagian yang berhubungan dengan piston disebut small end dan bagian yang berhubungan dengan poros engkol disebut big end. Terdapat dua tipe batang piston yaitu:
  1. Intergret typebig end menyatu dengan poros engkol, untuk melepas batang piston dengan cara melepas pena engkol (crank pin). Pemasangan pena engkol menggunakan suaian sesak, untuk melepas pena engkol dengan hydrolic press. Jenis batang piston ini banyak digunakan untuk motor satu silinder.
  2. Separated type: big end dapat dipisahkan dengan poros engkol, untuk melepas batang piston dengan cara melepas baut pengikat big end. Poros engkol menjadi satu kesatuan sehingga  pena engkol tidak dapat dilepas. Jenis batang piston ini banyak digunakan untuk motor  silinder dua atau lebih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar